"......buah keduduk buah belimbing sayang, jangan dipetik di pagi hari, nengok penganten duduk basanding kito beduo bebatik jambi...."
potongan syair diatas adalah sepengga lirik lagu "Batik Jambi", batik jambi memiliki pola yang khas dibandingkan motif batik lain.
Ragam hias batik
jambi ditentukan factor estetika dan filosofis yang digali dan diperkaya
dari muatan local yang berupa keadaan geografis, kebudayaan,
kepercayaan dan hasil seni juga kerajinan.
Secara umum ragam
hias batik jambi merupakan satu kesatuan dari elemen-elemen yang terdiri
atas titik, garis, bentuk warna dan tekstur. Kesatuan elemen tersebut,
mewujudkan keindahan melalaui pengulanagan, pusat perhatian,
keseimbangan dan kekontrasan yang emmiliki bobot kultur setempat, opini
dan nilai-nilai filosofis.
Perkembangan Batik Jambi
Produksi batik
Jambi dan perdagangannya secara terbatas sudah dimulai sejak masa
Kesultanan. Dimana Di masa ini batik Jambi merupakan hasil karya seni
yang tidak dapat dimiliki oleh sembarang orang. Batik Jambi di konsumsi
hanya oleh masyarakat yang mempunyai tingkat kehidupan sosial yang
tinggi, misalnya kerabat kerajaan atau kaum bangsawan. Dengan
berakhirnya masa kesultanan Jambi, kebutuhan akan batik Jambi menurun
secara drastis, sehingga jarang ditemukan ada pengrajin batik Jambi.
kalaupun ada, pengrajin itu sudah tua.
Pada zaman
penjajahan Belanda, berita tentang batik Jambi marak kembali dengan
munculnya berbagai artikel yang ditulis oleh penulis berkebangsaan
Belanda. Salah satunya adalah B.M. Gosligs yang dalam artikelnya
mengatakan bahwa atas persetujuan Prof. Vam Eerde dia meminta residen
Jambi Tuan H.E.K. Ezermenn untuk meneliti batik Jambi. Sekitar bulan
oktober 1928 datang tanggapan dari Ezernann, bahwa di dusun Tengah pada
waktu itu memang sesungguhnya ada pengrajin batik dan menghasilkan
karya-karya seni batik yang Indah. (B.M Goslings halaman 1411)
Dari keterangan di
atas, sejak zaman Kesultanan, zaman Belanda, zaman Kemerdekaan di Jambi
memang terdapat seni batik, walaupun produksi dan pemakaiannya masih
terbatas. Setelah zaman orde baru terutama sejak tahun 80-an hingga
sekarang, perkembangan batik Jambi sangat pesat sekali. Pembinaan
terhadap sanggar2 batik, dilakukan secara intensif dan massal. Pemakaian
batik Jambi tidak lagi terbatas pada kalangan-kalangan tertentu tetapi
sudah memiliki kebebasan. Batik Jambi menjadi milik masyarakat dan
kebanggaan bangsa Indonesia dan dikenal bukan hanya di Indonesia tetapi
sampai ke manca Negara. Ibu Lily Abdoerahman Sayoeti selaku Pembina
Kesenian dan Pembina Dharma Wanita Provinsi Jambi pada waktu itu, tak
henti-hentinya melaksanakan pembinaan di bidang produksi, permodalan dan
pemasaran serta promosi untuk mengangkat citra batik Jambi.
Nama-nama Motif Batik Jambi
Motif batik Jambi
sebagian besar diambil dari bentuk flora dan fauna, sebagai mana motif
batik yang terdapat di Indonesia pada umumnya. Namun dilihat dari bentuk
motif corak dan pewarnaannya, batik Jambi memiliki perbedaan sidnifikan
dibandingkan dengan batik yang ada di daerah lain.
Keunikan seni batik
Jambi terletak pada kesederhanaan bentuk motif dan pewarnaan yang khas,
yaitu bentuk motif yang tidak berangkai (ceplok2) dan berdiri
sendiri-sendiri.
Pemberian nama pada
motif batik Jambi, diberikan pada setiap satu bentuk motif, seperti
motif bunga melati, motif bungo tanjung, motif riang-riang dan
sebagainya. Jadi bukan diberikan pada suatu rangkaian bentuk dari
berbagai unsur atau elemen yang telah di desain sedemikian rupa yang
telah menjadi satu kesatuan yang utuh kemudian baru diberi nama.
Walaupun nama motif
diberikan pada setiap bentuk motif yang hanya terdiri dari satu bentuk
(ceplok), namun dalam penerapannya tentu saja tidak monoton terdiri dari
satu bentuk motif saja. Dalam sebidang kain biasanya diterapkan
beberapa bentuk motif pokok, dan di isi atau di dampingi dengan bentuk
motif lainnya. Motif2 isian itu adalah motif tabor titik, motif tabor
bengkok, motif belah ketupat dan bentuk motif-motif isian lainnya. Hal
ini dapat dilihat pada motif “Kasih Bunda” karya Mahkamah. Motif batik
ini di desain dari beberapa unsur antara lain, tulisan Incung, motif
paruh enggang dan unsur-unsur motif lain yang menjadi satu kesatuan
bentuk yang harmonis.
Adapun motif batik Jambi yang hingga saat ini masih bisa dirangkum adalah sebagai berikut :
1. Motif wayang Gengseng
2. Motif bungo Durian
3. Motif Keris
4. Motif pucuk Rebung
5. Motif tabor titik
6. Motif Potong Intan
7. Motif tabor bengkok
8. Motif Siput
9. Motif Kepiting
10. Motif Ikan
11. Motif Bungo Tanjung
12. Motif Jangkar
13. Motif Daun Kangkung
14. Motif Riang-riang
15. Motif Bungo Matahari
16. Motif Kaca Piring
17. Motif Kepak Lepas
18. Motif Taritang
19. Motif Bungo Pauh
20. Motif Bungo Melati
21. Motif Bungo Jatuh
22. Motif Kapal Sanggat
23. Motif Tagapo
24. Motif Antalas
25. Motif Keluk Paku
26. Motif Keladi Durian Pecah
27. Motif Biji Timun
28. Motif Ancak
29. Motig Bungo Cengkeh
30. Motif Merak ngeram
31. Motif Ayam Lepas
32. Motif Galo-galo
33. Motif Bungo Bintang
34. Motif Bungo Lumut
35. Motif tampuk Manggis
36. Motif Bungo Rambat
37. Motif Patola
38. Motif Kuao berhias
39. Motif Kaligrafi
Rangkuman nama-nama motif ini diperoleh dari data koleksi batik Museum Negeri Jambi pada tahun 1994/1995.
Pertumbuhan dan
perkembangan batik Jambi pada masa sekarang memberi dampak yang sangat
baik bagi penambahan perbendaharaan motif batik Jambi. Diantara
penambahan perbendaharaan motif Jambi sebagai ciptaan masa kini oleh
para designer motif batik Jambi adalah sebagai berikut :
1. Motif angso duo 7. Motif incung
2. Motif keris siginjai 8. Motif cendawan
3. Motif kerang 9. Motif bungo kopi
4. Motif sungai batanghari 10.Motif sapit udang
5.Motif Daun keladi 11.Motif Anggur
6.Motif kajang lako
Nama Product | batik jambi; motif angso duo + kapal sanggat |
---|---|
Harga | Rp 35.000 /meter |
Keterangan | cotton |
Available Stock | 15 meter |
1 komentar:
like this....
cinta batik cinta indonesia :-)
Posting Komentar